Rabu, 10 Mei 2017

Dua Warga Kabupaten Bandung Kenalkan Pencak Silat di Markas UNESCO


Dua pesilat asal Kabupaten Bandung Sabrina Riyandani (16) warga Kecamatan Banjaran dan Zahra Nur Alya (16) warga Kecamatan Ciparay dari Perguruan Pencak Silat Gelar Pusaka MHI Kabupaten Bandung, Jawa Barat menjadi delegasi Indonesia dalam promosi Pencak Silat yang diusulkan sebagai Warisan Budaya Tak Benda kepada UNESCO.

Bersama delegasi lainnya, melalui beladiri pencak silat Sabrina dan Zahra akan menggoncang dunia. Keduanya turut berpartisipasi mendukung langkah Masyarakat Pencak Silat Indonesia (MASPI) dalam rangka pengajuan pencak silat menjadi salah satu nominasi warisan budaya tak benda Indonesia.

"Kami ke datang ke Paris sebanyak 32 orang dan tampil di Markas UNESCO. Bertujuan agar beladiri pencak silat tercatat dalam buku besar UNESCO yaitu sebagai warisan budaya tak benda," ujar Sabrina saat dihubungi detikcom melalui pesan singkat, Senin (8/5/2017).


Sabrina berharap, semoga dengan tampilnya pencak silat di UNESCO dapat memberikan dampak yang positif bagi negara Indonesia dan pencak silat dapat tercatat sebagai warisan tak benda dunia pada Tahun 2019 mendatang.

"Senang dan masih ga nyangka bisa terpilih sebagai perwakilan Indonesia untuk tampil di Paris, tentunya kami bangga karena bisa mengangkat derajat orang tua, sekolah, terutama perguruan pencak silat saya sendiri," ujar Sabrina yang telah menggeluti bela diri pencak silat sejak duduk di kursi kelas tiga SD.

Begitupun Zahra, ia berharap semoga misi pencak silat Indonesia yang tampil di Markas UNESCO dapat tercatat sebagai harta tak benda dunia Tahun 2019 memdatang. "Aldamdulllulah, saya bersyukur banget dan senang sekali dapat terpilih menjadi salahsatu perwakilan pesilat Kabupaten Bandung yang menjadi delegasi Indonesia," ujarnya.

Sabrina, Zahra bersama pesilat lainnya akan berada di Paris, 7-15 Mei mendatang. Hari ini, Selasa (9/6/2017), mereka akan melakukan penampilan pencak silat di hadapan 180 perwakilan negara.

"Sebelum melakukan penampilan, kami di sini melakukan gladi kotor dan gladi bersih, setelah penampilan kami akan melakukan workshop selama dua hari dan kembali ke Indonesia," ungkap Zahra yang merupakan siswa Kelas 10 SMA KP Ciparay.

Selain itu, Zahra juga menambahkan, pada penampilannya itu akan ada aksi teaterikalnya seperti perpecahan antara guru dengan guru, murid dengan guru dan murid dengan murid. "Mereka akan dipisah oleh salah satu jawara dan akhirnya berdamai, karena temanya persahabatan persaudaraan dan perdamaian abadi," pungkasnya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar